Fahrudin Buton
Ironis sekali tatkala melihat kawan-kawan yang mengikuti UAS (Ujian Akhir Semester), pagi-pagi datang cepat agar tidak terlambat masuk ujian. Berpegangan selembar kertas, yang diberikan pihak dosen ketika proses mengajar sebelumnya. Begitu banyak bahan pelajaran yang harus di pegang untuk UAS tersebut, dapatkah mereka memahaminya? Tidaklah mungkin. Sambil menunggu waktunya masuk untuk ujian, berhamburan orang-orang di depan pintu ruang ujian sambil berpegang selembar kertas yang berisi bahan pelajaran untuk di hafal mati-matian. Sosok UAS bagaikan momok yang sangat menakutkan, ketika bahan pelajaran yang di pegang tidak di hafalkan maka pengetahuan tentang pembelajaran tersebut akan hilang. Hal ini akan berpengaruh pada nilai yang di dapat. Orang yang banyak menghafal akan mendapatkan nilai yang tinggi sementara orang yang kurang sekali hafalannya tentu mendapatkan nilai yang lebih rendah. Lanjutkan membaca “Intelektual Hafalan dan Manusia Robot: Kritik terhadap Pendidikan UNY”